Laman

Jumat, 12 Mei 2017

Tahapan RJP (Resusitasi Jantung Paru/CPR) AHA 2015

Tahapan RJP (Resusitasi Jantung Paru/CPR) AHA 2015

Sekedar berbagi ilmu terkait penanganan Gawat Darurat ketika kita menemukan orang tidak sadar dan membutuhkan RJP (Resusitasi Jantung Paru). Berikut Tahapannya:
1. D= DANGERS
Pastikan aman penolong, pasien/korban dan lingkungan. Tahapan ini sangat penting dalam memastikan keamanan dan keselamatan kita sebagai penolong. Mempelajari tanda-tanda bahaya baik yang berasal dari lingkungan maupun yang bisa membahayakan Penolong maupun Korbannya. Tindakan yang kita lakukan untuk memastikan kemananan t ini dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri untuk penolong, posisi korban harus berada di tempat yang rata dan keras serta lingkungan yang harus menjamin keamanan kita sebagai penolong. Lihat resiko ledakan atau bahaya lainnya dilingkungan.
2. R=RESPONSE
img_1873
Cek respon korban dengan APVU (Allert, Verbal, Pain, Unresponsiveness). APVU ini dilakukan secara bersamaan, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk cek respon ini bisa lebih efektif. Tekhiniknya salah satu tangan menepuk-nepuk bahu korban, salah satu tangan lagi merespon nyeri baik dengan tekanan di sternum maupun cubitan di ujung jari. Sambil ucapkan Bapak/Ibu Bangun atau instruksi lainnya tepat di dekat telinga korban.
3. S=SHOUT FOR HELP
img_1907
Minta bantuan, bisa via call centre dengan menggunakan handphone/telephone utk memanggil bantuan, aktifkan speaker utk berkomunikasi dan mendengarkan instruksi tenaga kesehatan. atau boleh pula secara langsung kepada orang yang ada disekitar kita. Dengan salah satu tangan mengamankan jalan nafas baik head tild maupun chin lip. Meminta bantuan bisa dengan menjerit tolong…tolong… sekuat-kuatnya cukup beberapa detik saja. Dengan demikian, Anak kecilpun bisa menolong hanya dengan berteriak minta tolong. Dengan satu catatan utama yaitu tetaplah bersama korban.
4. C=CIRCULATION
img_1874
Cek nadi bersamaan dengan jalan nafas/pernafasan sepintas saja kurang dari 10 detik dengan salah satu tangan memposisikan kepada head tild atau chin lip untuk memastikan jalan nafas tetap adekuat. Nadi diraba di area buah jakun 2 jari kekiri/kekanan nya. Kalau Nadi tidak teraba maka lakukan saja langsung Resusitasi Jantung Paru/RJP (Cardio-Pulmonary Ressusitation/CPR) dengan perbandingan 30:2. 30 kali kompresi: 2 kali ventilasi. Jika nadi teraba berikan ventilasi tiap 6 Detik/x atau 10x/mnt.
img_1910   img_1871
Untuk melakukan kompresi, posisikan tangan 2 jari diatas processus Xipoideus atau perpotongan antara garis imajiner kedua puting susu dengan sternum. Kedalaman penekanan dilakukan sekitar kedalaman 5-6 cm, dengan kecepatan 100-120x/mnt, posisikan tangan saling berhimpitan, mengepal dan bertumpu pada satu titik. Gunakan tangan terkuat dibawah.
Untuk melakukan Ventilasi posisikan jalan nafas korban dengan head tild, chin lip dan buka mulut selebar lebarnya jika kita melakukannya dengan tekhnik mouth to mouth. Adapun tekhnik lain yaitu dengan bag to mouth, bag to stoma, mouth to barier device, mouth to nose,  mouth to stoma atau bag valve bag. Nafas buatan ini dilakukan tidak lebih dari 10 detik.
Sembari melakukan ventilasi alangkah baiknya kalau kita juga melakukan pemeriksaan jalan nafas, sehingga sebelu kita melakukan nafas buatan, jalan nafasnya sudah bis akita pastikan adekuat.
5. A=AIRWAY
Setelah RJP dilakukan selama 2 menit, barulah dilakukan evaluasi yang dimulai dari circulation. Kalau sirkulasinya sudah ada, maka lanjutkan dengan memeriksa jalan nafas membuka jalan nafasnya. Buka jalan nafas dengan cara Head tilt, Chin lift jika korban tanpa cedera cervical. Jaw Thrust jika dicurigai cedera cervical. Kalau ada benda asing yang menyumbat, maka dikeluarkan baik menggunakan suction maupun manual dengan swapping finger. Setelah airway kita anggap aman, maka kita lanjutkan dengan pemeriksaan pernafasan.
6. B=BREATHING
Setelah jalan nafas adequat, lanjutkan dengan memeriksa breathing. Posisikan tangan head tild-chin lip, dekatkan kepala ke kepala korban dengan Look, Listen, Fill (Lihat, Dengar, Rasakan/LDR). LDR ini bisa dilakukan atau boleh juga tidak yaitu dengan cukup melihat sepintas jalan nafas melalui pengembangan dada. Lihat; yang kita lihat adalah pengembangan dada. Dengar; kita dengarkan desahan nafas di telinga. Rasakan; merasakan hembusan nafas di pipi kita. Kalau pernafasannya sangat lemah atau tidak ada, sedangkan nadinya ada, maka berikan nafas buatan sebanyak 10x/menit atau berikan nafas setiap 6 detik.
Kalau ABC korban tersebut sudah adequat, maka posisikan korban pada posisi sisi mantap atau recovery possition.
d47295cb-de7d-430f-8426-237177137f56
Secara ringkas diasrikan sebagai berikut:
  1. Jika nafas(-) dan nadi(-) maka lakukan 30 kompresi:2 ventilasi.
  2. Jika nafas(-) dan nadi(+) maka lakukan ventilasi 10x/mnt.
  3. Jika nafas(+) dan nadi(+) maka beri recovery position.
  4. Evaluasi dilakukan setiap 2 menit.
Semoga tulisan kecil ini bermanfaat untuk kita semua. Itu semua saya rangkum dari pengalaman saya selama mengajarkan skill station praktik RJP setiap kali pelatihan BTCLS. Juga berdasarkan diskusi dengan para senior yang memang sudah mendapatkan update CPR AHA 2015.
Ini masih dasar-dasar nya saja yang bisa kita ajarkan kepada awam-umum. Kalau untuk tenaga kesehatan maka kita harus pula mendalami fisiologi dan anatomi tubuh agar teorinya bertautan dengan praktik. Kalau untuk Perawat, maka aspek mulai pengkajian hingga implementasi evaluasi yang berfokus pada keperawatan harus kita terapkan disini.
#Kontributor: Ns Yesi Aryani,SpKMB.
Wassalam
Martony Calvein Kakomole Kuada
Perawat PEDULI Indonesia
Aku Bangga Jadi Perawat
inursecare.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar