Moms
juga harus tahu cara menghadapi tantrum pada Anak, tidak boleh dengan emosi!
Artikel
ditulis oleh Adeline Wahyu
Disunting
oleh Andra Nur Oktaviani
Tantrum
merupakan hal yang sering kita temui pada anak-anak. Tantrum pada anak ini bisa
membuat orang tua menjadi frustasi. Tetapi daripada melihatnya sebagai bencana,
Moms dan Dads bisa memperlakukan amukan ini sebagai kesempatan untuk mengajari
anak hal yang benar.
Amukan
kemarahan bisa terjadi dari merengek dan menangis hingga berteriak, menendang, memukul, dan menahan napas. Hal ini
sama-sama umum terjadi pada anak laki-laki dan perempuan dan biasanya terjadi
antara rentang usia 1 hingga 3 tahun.
“Tantrum
bukanlah suatu penyakit namun sebuah gangguan yang memerlukan penanganan
khusus,” terang dr. Robert Soetandio, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah –
Bintaro Jaya.
Tantrum
adalah ledakan emosi yang dirasakan oleh anak-anak atau orang dewasa yang
memiliki masalah dalam emosional. Biasanya tantrum terjadi pada usia 1,5-2
tahun dan sebaiknya sudah hilang pada usia 4-5 tahun.
Anak
dengan usia 1,5-2 tahun memiliki kendala bahasa yang belum lancar, sehingga anak belum
bisa mengenali emosi yang dirasakannya.
Beberapa
anak mungkin sering mengamuk, dan yang lain jarang mengalaminya. Tantrum adalah
bagian normal dari perkembangan anak. Begitulah cara anak kecil menunjukkan
bahwa mereka kesal atau frustrasi.
Menurut
dr. Robert, tantrum juga ditandai dengan sikap keras kepala, menangis keras,
marah-marah, dan sulit menenangkan diri. Hal ini umum terjadi pada anak.
Kejadian tantrum pada anak disinyalir erat kaitannya dengan cara berkomunikasi anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyebab Tantrum pada Anak
Foto:
Orami Photo Stock
Tantrum
pada anak usia 1-3 tahun adalah hal yang biasa terjadi. Ini karena keterampilan
sosial dan emosional anak-anak baru mulai berkembang
pada usia ini. Anak-anak sering kali tidak memiliki kata-kata untuk
mengekspresikan emosi yang besar.
Mereka
mungkin sedang menguji kemandirian mereka yang semakin besar. Dan mereka
menemukan bahwa cara mereka berperilaku dapat memengaruhi cara orang lain
berperilaku.
Jadi
tantrum pada anak adalah salah satu cara anak kecil mengekspresikan dan
mengelola perasaan, dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di
sekitar mereka.
Anak-anak
yang lebih besar juga bisa mengamuk. Ini bisa jadi karena mereka belum
mempelajari cara yang lebih tepat untuk mengekspresikan atau mengelola
perasaan.
Untuk
balita dan anak yang lebih besar, ada beberapa hal yang dapat membuat tantrum
pada anak adalah:
- Temperamen. Dapat
memengaruhi seberapa cepat dan kuat reaksi anak-anak terhadap hal-hal
seperti peristiwa yang membuat frustrasi. Anak-anak yang mudah marah
mungkin lebih cenderung mengamuk.
- Stres,
lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebihan. Hal
ini dapat mempersulit anak-anak untuk mengekspresikan dan mengelola
perasaan dan perilaku.
- Situasi
yang tidak dapat diatasi oleh anak-anak. Misalnya, balita
mungkin kesulitan mengatasinya jika anak yang lebih besar mengambil
mainan.
- Emosi
yang kuat. Misalnya kekhawatiran, ketakutan, rasa malu dan amarah dapat
menjadi beban bagi anak-anak.
Jenis Tantrum pada Anak
Ada
beberapa jenis tantrum pada anak. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak di
bawah ini yuk.
1. Tantrum Manipulatif
Tantrum
pada anak ini muncul ketika keinginan anak tidak terpenuhi dengan baik. Tidak
semua anak mengalami tantrum ini. Kebanyakan tantrum manipulatif muncul akibat
adanya penolakan atas keinginannya.
ADVERTISEMENT
Cara
untuk mengatasi tantrum jenis ini adalah dengan menenangkan si kecil. Moms dapat membawa anak
ke tempat yang lebih tenang, pantau anak dan awasi, bebaskan ia untuk melakukan
apa yang ia mau untuk bisa meluapkan emosinya.
Emosi
Moms harus tetap terjaga, jangan ikutan tantrum,ya. Jika anak sudah tenang,
berikan penjelasan kepada anak bahwa perilaku seperti tadi tidak bisa diterima,
tentu dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak. Beri penjelasan yang
baik bagaimana seharusnya anak bersikap untuk mendapatkan yang dia inginkan.
Jika
dengan cara ini anak masih mengalami tantrum, cara terbaik mengurangi perilaku
ini adalah dengan mengabaikannya. Ajak anak untuk melakukan kegiatan lain yang
menyenangkan. Jika masih kesulitan mengatasinya, bisa berkonsultasi langsung
dengan psikolog anak dan remaja.
2. Tantrum Frustasi
Dalam
jurnal Temper Tantrums, jenis tantrum pada anak
ini adalah episode singkat dari perilaku ekstrem, tidak menyenangkan, dan
terkadang agresif sebagai respons terhadap frustrasi atau kemarahan.
Terjadi
karena anak belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Anak berusia 18 bulan
rentan alami kondisi ini, akibat merasa kesulitan mengatakan dan
mengekspresikan apa yang dirasakan pada orang lain.
Faktor
lain yang juga mempengaruhi antara lain kelelahan, kelaparan, atau gagal
melakukan sesuatu.
Cara
untuk mengatasi tantrum frustasi adalah dengan dekati anak dan buatlah anak
menjadi tenang. Lalu, bantu anak untuk menyelesaikan apa yang tidak bisa ia
lakukan.
Setelah
anak tenang dan berhasil melakukan apa yang ia inginkan, berikan penjelasan
kepada anak bahwa perilaku yang dilakukan tidak baik.
Ajari
anak untuk meminta pertolongan kepada orang tua atau orang lain yang telah
dikenalnya.
Sesekali
memberikan pujian kepada anak jika ia berhasil melakukan sesuatu tanpa tantrum.
Saat anak meminta pertolongan berikan pertolongan dengan lembut dan kasih
sayang.
Moms
harus memberikan disiplin dan konsistensi kepada anak, dibutuhkan sikap tenang
dalam menghadapi anak yang tantrum. Kebanyakan orang tua tidak
tega lalu memberi yang diinginkan anak atau orang tua marah melihat perilaku
anak.
Hal
itu akan memperparah tantrum, sebab anak akan berpikir perilakunya efektif
untuk meminta sesuatu.
Bagi
orang tua yang tidak dapat merawat anaknya sendiri dan menggunakan jasa
pengasuh anak, pendidikan anak tetaplah berpusat pada orang tuanya. Kendati
orang tua sibuk bekerja namun perkembangan anak harus tetap diketahui.
Latih
para pengasuh untuk bisa menangani anak dengan cara yang sama dengan orang tua
mendidiknya. Jangan sampai orang tuanya konsisten, pengasuhnya tidak konsisten.
Tantrum
pada anak memang terkadang merepotkan. Namun, peran orang tua dibutuhkan untuk
membantu perkembangan dan karakter anak. Ketika menenangkan anak,
sebaiknya orang tua menghindari tindakan kekerasan pada anak agar anak merasa
dihargai.
Orang
tua adalah panutan bagi anak, jadi sebaiknya lakukan perilaku yang bisa
dijadikan pelajaran untuk anak. Hindari sikap marah saat anak kita tantrum.
Mengatasi Tantrum pada Anak
Foto:
Orami Photo Stock
Mungkin
tidak ada cara yang mudah untuk mencegah amukan anak, tetapi ada banyak hal
yang dapat Moms lakukan untuk mendorong perilaku yang baik bahkan pada
anak-anak yang masih kecil sekalipun. Tips mengatasi tantrum pada anak yang
bisa Moms lakukan adalah:
Baca
Juga: Balita Mengamuk? Ketahui Perbedaan Tantrum dan Sensory
Meltdown
- Bersikaplah
konsisten. Tetapkan rutinitas harian agar anak Moms tahu apa yang
diharapkan. Patuhi rutinitas sebanyak mungkin, termasuk waktu tidur siang dan waktu tidur.
Tetapkan batasan yang masuk akal dan ikuti secara konsisten.
- Rencanakan
ke depan. Lakukan tugas saat anak tidak lapar atau lelah. Jika Moms ingin,
bisa kemasi mainan kecil atau makanan ringan untuk anak.
- Dorong
anak untuk mengungkapkan kekesalannya. Anak kecil memahami lebih
banyak kata daripada yang bisa mereka ungkapkan. Jika anak belum bisa
berbicara, ajarkan dia bahasa isyarat untuk kata-kata seperti "Saya
ingin", "lebih", "minum", "sakit hati",
dan "lelah". Seiring bertambahnya usia anak, bantu dia mengungkapkan
perasaannya dengan kata-kata.
- Biarkan
anak membuat pilihan. Hindari mengatakan
"tidak" untuk semuanya. Untuk memberi anak rasa kendali, biarkan
dia membuat pilihan. "Apakah kamu ingin memakai baju merah atau baju
biru Anda?" "Apakah Anda ingin makan stroberi atau pisang?"
- Puji
perilaku yang baik. Berikan perhatian
ekstra saat anak berperilaku baik. Peluk anak atau beri tahu anak betapa
bangganya kita ketika dia membagikan atau mengikuti arahan.
- Hindari
situasi yang bisa memicu tantrum. Jangan berikan anak
mainan yang terlalu canggih untuknya. Jika anak meminta mainan atau
camilan saat berbelanja, cobalah untuk menghindari area yang memiliki
godaan ini.
Mencegah Tantrum pada Anak
Meskipun
tantrum pada anak terkadang terjadi tanpa peringatan, orang tua sejatinya sudah
tahu kapan anak mereka mengalami temper tantrum. Mengetahui kapan anak akan
mengalami hal ini dan tahu bagaimana mencegah temper tantrum bisa sangat
membantu.
Misalnya
karena kita tidak akan membiarkan anak menjadi terlalu lelah karena tantrum
atau lapar karenanya.
Mengutip
dari Stanford’s Children Health, beberapa cara yang
bisa orang tua lakukan untuk mencegah tantrum pada anak, seperti:
- Tetap
melakukan rutinitas untuk waktu makan dan tidur. Jangan pergi jalan-jalan
yang jauh, atau menunda makan dan tidur siang anak.
- Mengalihkan
perhatian anak dengan mainan yang biasa anak mainkan atau mainan favorit Si Kecil.
- Temper
tantrum pada anak merupakan hal yang wajar. Ingatlah bahwa anak memiliki
kekurangannya masing-masing.
- Bantu anak
untuk mencegah frustrasi. Persiapkan anak untuk perubahan dengan
membicarakannya sebelum terjadi.
- Jelaskan
pada anak mengenai aturan apa yang harus ia ketahui.
Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua saat Tantrum pada
Anak Terjadi
Dikutip
dari KidsHealth, menghadapi tantrum pada anak tidak
boleh dengan emosi lho Moms. Tetap tenang saat menanggapi tantrum pada anak
adalah kunci. Jangan memperumit masalah dengan rasa frustrasi atau amarah Moms
sendiri. Ingatkan diri Moms bahwa tugas Moms adalah membantu anak belajar
tenang. Jadi Moms juga harus tenang.
Tantrum
harus ditangani secara berbeda tergantung pada mengapa anak marah. Terkadang,
Moms mungkin perlu memberikan penghiburan. Jika anak lelah atau lapar, inilah
waktunya untuk tidur siang atau makan camilan. Di lain waktu, sebaiknya abaikan
ledakan atau alihkan perhatian anak dengan aktivitas
baru.
Jika
tantrum pada anak terjadi untuk mendapatkan perhatian orang tua, salah satu
cara terbaik untuk mengurangi perilaku ini adalah dengan mengabaikannya. Jika
amukan terjadi setelah anak ditolak, tetaplah tenang dan jangan memberikan
banyak penjelasan mengapa anak tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Lanjutkan ke aktivitas lain bersama anak.
Jika
tantrum terjadi setelah anak disuruh melakukan sesuatu yang tidak ingin dia
lakukan, sebaiknya abaikan amukan tersebut. Tetapi pastikan Moms melanjutkan dengan
meminta anak menyelesaikan tugas setelah dia tenang.
Anak-anak
yang berada dalam bahaya melukai diri sendiri atau orang lain selama tantrum
harus dibawa ke tempat yang tenang dan aman untuk menenangkan diri. Ini juga
berlaku untuk amukan di tempat umum.
Jika
ada masalah keamanan dan balita mengulangi perilaku terlarang tersebut setelah
disuruh berhenti, gunakan waktu istirahat atau pegang anak dengan kuat selama
beberapa menit. Bersikaplah konsisten. Jangan menyerah pada masalah keamanan.
Anak-anak
prasekolah dan anak-anak yang lebih tua lebih cenderung menggunakan tantrum
untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan jika mereka mengetahui bahwa
perilaku ini berhasil. Untuk anak-anak usia sekolah, pantas untuk mengirim
mereka ke kamar mereka untuk menenangkan diri sambil tidak terlalu
memperhatikan perilakunya.
Daripada
menetapkan batas waktu tertentu, beri tahu anak untuk tetap berada di kamar
sampai dia mendapatkan kembali kendali. Ini memberdayakan - anak-anak dapat
memengaruhi hasil dengan tindakan mereka sendiri, dan dengan demikian
mendapatkan rasa kendali yang hilang selama amukan. Tetapi jika waktu istirahat
itu untuk mengamuk ditambah perilaku negatif (seperti memukul), tetapkan batas
waktu.
Jangan
menghargai tantrum pada anak dengan mengalah. Ini hanya akan membuktikan kepada
Si Kecil bahwa tantrum itu efektif.
Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua setelah Tantrum
pada Anak Selesai
Puji
anak karena mendapatkan kembali kendali, misalnya, "Ibu suka cara kamu
menenangkan diri."
Anak-anak
mungkin sangat rentan setelah mengamuk ketika mereka tahu bahwa mereka kurang
menggemaskan. Sekarang (ketika anak tenang) adalah waktu untuk pelukan dan
kepastian bahwa anak dicintai, apa pun yang terjadi.
Pastikan anak cukup tidur. Dengan terlalu sedikit
tidur, anak-anak bisa menjadi hiper, tidak menyenangkan, dan berperilaku
ekstrem. Tidur yang cukup dapat mengurangi amukan secara dramatis.
Cari
tahu berapa lama waktu tidur yang dibutuhkan pada usia anak. Sebagian besar
kebutuhan tidur anak berada dalam rentang jam tertentu berdasarkan usia mereka,
tetapi setiap anak memiliki kebutuhan tidurnya sendiri.
Kapan Tantrum pada Anak Perlu Dikhawatirkan?
Dikutip
dari Nct.org.uk, jika Moms sangat mengkhawatirkan
perilaku tantrum pada anak, bicarakan dengan praktisi kesehatan atau dokter.
Bicarakan juga dengan dokter jika:
- Anda sering
merasa marah dan lepas kendali saat menghadapi tantrum.
- Anda terus
menyerah.
- Amukan
memengaruhi hubungan antara Anda dan anak Anda.
- Amukan
lebih sering terjadi, lebih buruk dan berlangsung lebih lama.
- Anak Anda
melukai dirinya sendiri atau orang lain.
- Anak Anda
selalu menentang Anda, sering bertengkar, dan hampir tidak pernah bekerja
sama dengan Anda.
Jadi
Moms jangan khawatir jika terjadi tantrum pada anak, karena hal ini merupakan
masalah yang wajar. Seiring anak beranjak semakin dewasa, hal ini akan perlahan
berkurang, namun tidak hilang. Karena temper tantrum bahkan bisa terjadi pada
orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar